top of page
Search
Writer's pictureElwin Tobing

THANKSGIVING DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJA



Minggu ini kami merayakan acara Thanksgiving atau Pengucapan Syukur bersama mahasiswa Mimika, Papua. Suatu tradisi setiap tahun di AS pada hari Kamis di minggu (penuh) ketiga bulan November. Makan turkey atau ayam kalkun bersama roti jagung, ubi manis, dan berbagai macam lainnya. Secara historis dimulai tahun 1621 (401 tahun lalu) di Plymouth di negara bagian Massachusetts sekarang, sekitar satu jam dari Boston. Los Angeles-Boston sekitar 5 jam 30 menit penerbangan. Tahun 1620, pengungsi dari Inggris berlabuh ke Amerika yang kita kenal sekarang dengan kapal Mayflower. Mereka ini dan generasinya kemudian yang membangun Amerika. Kota Boston kemudian berdiri tahun 1630. Sekedar informasi, Harvard University berada di kota Cambridge, tetangga Boston. Untuk belajar awal sejarah AS, kami bawa anak-anak kami untuk tur perjalanan sejarah AS pada bulan Agustus kemarin dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah bangsa mereka, khususnya di wilayah Timur Laut AS, seperti negara bagian Massachusetts, New York, Vermont, Pennsylvania. Studi tur ke tempat-tempat bersejarah RI mungkin harus dikembangkan sekolah-sekolah di tanah air. Masalahnya, apakah kita pelihara, kelola, dan kembangkan situs-situs bersejarah tersebut menjadi bagian pendidikan umum yang menarik dan berkesan. Tentang Thanksgiving, praktis dari Kamis dan Jumat pada minggu Thanksgiving adalah libur nasional. Sekolah dan universitas umumnya sudah libur dari hari Senin minggu ketiga November tersebut. Warga Amerika datang dari berbagai tempat untuk berkumpul bersama-sama keluarga merayakannya. Jadi penerbangan dan jalanan sangat (paling) sibuk menjelang Thanksgiving. Mungkin sama seperti menjelang Lebaran di tanah air. Khususnya tentang mahasiswa Papua, ada sekitar 500 mahasiswa Papua (dan Papua Barat) di AS. Inisiatif dan program luar biasa yang patut didukung dan diacungi jempol. Akan lebih baik lagi bila program tersebut diintegrasikan dengan perencanaan pembangunan wilayah/Provinsi dan daerah. Apalagi karena jumlah mahasiswa penerima beasiswa luar negeri tersebut cukup besar. Peduli dgn keterkaitan antara program beasiswa mahasiswa tersebut dgn perencanaan pembangunan Papua, kami sampaikan hal tersebut ke Gubernur ketika kami bertemu dengan beliau pada Juni 2017. November 2017, kepala SDM Papua datang ke rumah kami di AS menyampaikan permintaan bagaimana INADATA bisa membantu program mahasiswa Papua di AS. INADATA adalah perusahaan konsultan kami yang kami dirikan di California, AS, khusus untuk membantu pemajuan daerah dan nasional Indonesia. Tahun 2018 kami diundang ke Jayapura membicarakan hal tersebut. Kunci kepedulian kami adalah bagaimana integrasi program beasiswa studi mahasiswa dengan perencanaan pembangunan Papua. Lebih spesifik, mau jadi apa Papua 10, 15, dan 25 tahun dari sekarang. Apakah ekonomi akan berbasis pertanian, industri, jasa, pertambangan, padat teknologi, dan sebagainya. Dan bagaimana komposisi (skill) tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung ekonomi tersebut, dan bagaimana perencanaan dan pengembangan TK untuk mencapai komposisi TK yang diperlukan tersebut. Jadi kaitan pengembangan SDM dengan perencanaan pembangunan secara luas harus jelas. Harus ada blue print pembangunan TK dan SDM, dari hulu sampai hilir sesuai dengan arah dan tujuan pembangunan ekonomi daerah/provinsi/nasional. Sayangnya, hal ini juga belum jelas untuk skala nasional. Tahun 2019 kami bertemu dengan kepala LPDP yang memberikan beasiswa studi kepada hampir 5000 mahasiswa Indonesia di LN dan DN. Lalu, bagaimana komposisinya? Khususnya, bagaimana integrasi komposisi tersebut dgn perencanaan pembangunan nasional. Berapa S2 dan S3 yang dibutuhkan dan berapa di bidang A, B, C, dst untuk memenuhi kebutuhan perencanaan pembangunan nasional. Kepala LPDP mengatakan langsung kepada kami bahwa hal itu belum ada. Sementara itu, program beasiswa sangat mahal. Hal yang sama kami sampaikan ke Papua. Setelah kordinasi dgn Pemprov, bulan Maret 2020 kami sudah dijadwalkan ke Jayapura untuk bertemu dengan Gubernur dan jajaran pimpinan Provinsi untuk membicarakan berbagai hal terkait pembangunan di Papua termasuk SDM. Covid kemudian membuat program berantakan. Intinya, setiap daerah dan juga nasional Indonesia harus punya perencanaan tenaga kerja (komposisi berdasarkan skill, dsb serta inisiatif/kebijakan/program untuk mewujudkannya) yang sesuai dgn arah dan target pembangunan daerah/nasional. Menurut kami, ini salah satu hal yang masih harus dibenahi dalam pembangunan daerah dan nasional RI. Itu sebabnya hal tersebut menjadi salah satu topik yang ditekankan Program RUDS. Sesi dari Prof. Glenn Roquemore (anggota dewan pengembangan TK California), Dr. Teri Horton, dan Dr. Somjita Mitra dari Los Angeles Economic Development Corporation adalah mengenai hal tersebut. Mereka membahas pengembangan tenaga kerja di California dalam rangka menjawab tantangan dan rencana ekonomi California 5, 10, 25, bahkan 50 tahun ke depan. (Catatan: Program RUDS adalah program pendidikan eksekutif senior yang kami kembangkan di AS untuk jajaran pimpinan daerah/provinsi Indonesia dalam hal perencanaan pembangunan daerah/wilayah). Integrasi pengembangan SDM dan TK dengan pembangunan daerah/nasional harus sungguh-sungguh serta tepat dan benar ditangani. Bila tidak, kita akan sulit bersaing. Bulan Desember 2016, surat kabar ternama di AS, New York Times menulis artikel bahwa Indonesia diperkirakan kekurangan sekitar 30 ribu lulusan teknik per tahun. Ini merupakan rintangan utama bagi pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan industri manufaktur.

Lebih lanjut ditulis bahwa “Pemerintah Indonesia perlu memberikan prioritas tinggi untuk mengembangkan infrastruktur pendidikan untuk mengatasi kekurangan keterampilan ini, termasuk universitas untuk sains dan teknik serta lembaga teknis.”


Saya kuatir, kita belum dalam trajektori yang sudah tepat menjawab tantangan kekurangan SDM berkualitas tersebut. Sebab, saya kuatir baik secara daerah dan nasional, pengembangan SDM dan TK belum terintegrasi langsung dengan arah, struktur, dan fundasi pembangunan sosial ekonomi daerah dan nasional.

0 comments

Commenti


bottom of page