top of page

Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

  • Writer: Elwin Tobing
    Elwin Tobing
  • May 2
  • 2 min read

 Artikel ini dimuat di Harian KOMPAS pada 24 Mei 1995. Tiga dekade kemudian isinya tetap relevan. Ini cermin tantangan abadi dalam pembangunan SDM Indonesia.

 

1.      Pendidikan sebagai Katalis Produktivitas

Pendidikan terbukti meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

 

2.      Dukungan terhadap Inovasi Teknologi

Peningkatan kapasitas SDM lewat pendidikan mempercepat adopsi dan pengembangan teknologi yang menjadi penggerak utama ekonomi modern.

 

3.      Human Capital Lebih Penting dari Modal Fisik

Tanpa manusia terdidik, investasi fisik tidak akan menghasilkan nilai tambah yang maksimal; pendidikan adalah pondasi pembangunan ekonomi.

 

4.      Ketimpangan Prioritas di Indonesia

Meski pendidikan diakui penting, Indonesia belum menjadikan pembangunan SDM sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan. Di sisi lain, swasta belum memiliki komitmen kuat untuk partisipasi dalam meningkatkan kualitas SDM nasional.

 

5.      Permasalahan Link and Match

Ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan dunia kerja menyebabkan rendahnya efisiensi dan daya saing SDM. Konsep “link and match” yang menghubungkan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja masih bersifat sektoral dan parsial, belum menjawab persoalan strategis pembangunan SDM.

 

6.      Perlunya Kuantitas dan Kualitas

Pembangunan SDM tidak hanya menuntut peningkatan jumlah lulusan, tapi juga kualitas pendidikan yang mendukung kreativitas dan inovasi. Artikel menyampaikan pentingnya pengembangan pendidikan yang kompetitif.

 

7.      Pendidikan MIPA dan Fokus R&D Masih Lemah

Jumlah mahasiswa Indonesia di bidang MIPA dan ekonomi jauh tertinggal dibanding negara-negara Asia lain seperti Korea dan Singapura, menunjukkan rendahnya prioritas pada bidang strategis ini. Data juga menunjukkan bahwa Indonesia mengalokasikan dana R&D dan pendidikan jauh lebih rendah dibanding negara Asia lain seperti Korea Selatan dan Singapura.

 

8.      Akses terhadap Buku dan Bahan Bacaan

Artikel menyinggung pentingnya sarana pendidikan. Ketersediaan buku, khususnya di perpustakaan, menjadi alat vital dalam memperluas akses dan kualitas pembelajaran. (Catatan: Ini yang mendorong kami menggelar Kampanye “Reading for the Future”).

 

9.      Pendidikan Jangka Pendek dan Panjang

Dalam jangka pendek, pendidikan mendukung industri dan perdagangan, sementara dalam jangka panjang, ia membentuk fondasi ekonomi berbasis ilmu dan teknologi.

 

10.  Urgensi Pembenahan Kebijakan Pendidikan

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, diperlukan reformasi kebijakan pendidikan dengan orientasi jangka panjang dan dukungan anggaran 20% dari APBN yang konsisten.

 

(Catatan: Enam tahun setelah artikel ini terbit, UU alokasi 20% anggaran pendidikan diberlakukan. Namun, hingga kini implementasinya belum utuh. Satu dekade terakhir, anggaran desa dihitung sebagai anggaran pendidikan, sementara dana riset tetap minim).


Elwin Tobing, Profesor ekonomi dan Presiden INADATA, AS.

 
 
 

ความคิดเห็น


bottom of page